Rabu, 06 Desember 2017

The New Global World of Public Relations

Related image

konsultan pr jakarta - Dalam lanskap komunikasi global yang sama-sama berkaitan dan dengan tingkat perubahan yang cepat, beberapa pertanyaan sering keluar dalam diskusi dengan beberapa partner tingkat global. Kami mengambil keputusan untuk coba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu : bagaimana caranya paling baik untuk membagikan sumberdaya komunikasi ke penjuru dunia? Bagaimana Industri PR menyesuaikan dengan jenis pemasaran yang selalu beralih? Bagaimana keperluan dan harapan client pada agensi mereka berevolusi?

Untuk memperoleh deskripsi umum, kami bicara dengan 10 pakar komunikasi profesional global yang bertanggungjawab atas komunikasi korporat di perusahaan-perusahaan multi nasional paling besar didunia. Beberapa eksekutif ini mewakili perusahaan-perusahaan mereka dengan komunikasi kelas dunia, memakai brand korporat yang telah dikenali dan dikagumi di semua dunia, dan program komunikasi paling baik yang layak memperoleh penghargaan.

Dari pembicaraan itu, kami menarik 5 pelajaran :

Pelajaran 1 : Berinvestasi untuk masa depan, dengan konsentrasi pada hasil yang bisa terukur
Untuk umumnya tim komunikasi korporat, biaya tahunan mungkin saja membingungkan. Tim fungsional, tim yang bertanggungjawab atas project dan tim lokal berkompetisi dan berusaha keras untuk perusahaan mereka. Maksud yang tidak sama perlu diseimbangkan bersamaan dengan manajemen alokasi biaya keseluruhannya. Sering, tarik ulur terjadi pada marjin biaya. Besar biaya umumnya ditetapkan berdasar pada alokasi th. sebelumnya atau berdasar pada pemasukan terbaru, yang lalu sesuai dengan tingkat prioritasnya.

Saat bicara dengan beberapa pakar komunikasi itu, terang kalau penetapan alokasi biaya di tingkat lokal harus memperhitungkan 2 hal :

Pertama, perhatian tidak cuma harus diberi pada “seberapa penting sebuah lokasi pada perusahaan saat ini? ” tetapi juga “seberapa penting lokasi itu untuk masa depan perusahaan? ” Nyaris semua perusahaan memperhitungkan alur pendapatannya saat ini dalam mengambil keputusan besar biaya komunikasi. Tetapi, beberapa partisipan memberitahukan kami kalau mereka juga merasa perlu untuk memasukkan tujuan pendapatan perusahaan 5 sampai 10 th. yang akan datang dalam pertimbangan mereka. Dengan kata beda, mereka lihat komunikasi memiliki peranan penting untuk menolong organisasinya dalam tingkatkan kehadiran dan perkembangan pendapatan di masa depan. Untuk mereka, pendapatan tidak lalu jadi prioritas di banding komunikasi. Tetapi ke-2 hal tersebut jalan dengan bersama-sama.

Ke-2, pertanyaan tidak hanya berhenti pada “Apa yang ingin kita raih pada th. ini di lokasi itu? ”, tapi sama pentingnya yaitu, “Apa yang perlu kita berikan th. ini di lokasi itu? ”. Ketika banyak perusahaan punya niat mendanai beberapa project di sebuah negara di lokasi tertentu, beberapa partisipan mengutamakan kalau project yang ditempuh harus dapat terarah berdasar pada suatu hasil tertentu. Karenanya, beberapa eksekutif ini memilih fokus biaya mereka untuk memenangi yang dapat dimenangkan – berarti sebuah project pekerjaan dan maksudnya tidak hanya buka jalan ke masa depan, tapi juga dapat tunjukkan hasil yang bisa dicapai.

Jadi praktisi komunikasi global, layanan kita juga akan bernilai tinggi bila kita dapat meyakinkan kalau rencana komunikasi (baik dengan regional ataupun project) di buat seutuhnya berdasar pada obyektif bisnis saat ini dan di masa depan. Terkecuali pastinya meyakinkan kalau hasil dari rencana komunikasi itu terarah dan dengan segera penuhi maksud bisnis. Bila kita tidak berhasil mendatangkan kiat rencana yang mumpuni dan progresif, maka tak ada yang dapat disalahkan terkecuali kita sendiri.

Pelajaran 2 : Pasar negara berkembang memerlukan biaya yang lebih
Point ini melukiskan anggapan umum kalau pengembangan dan proses pada ‘emerging market’ juga akan “lebih murah”. Pemahaman itu tercermin dalam survey terbaru Weber Shandwick dan Spencer Stuart yang melibatkan 142 senior komunikasi korporat profesional yang bekerja untuk perusahaan multinasional. Mereka mengakui kalau walau 18% dari pendapatan perusahaan mereka datang dari Asia, hanya 13% dari biaya komunikasi mereka butuhkan di Asia.

Beberapa pakar komunikasi professional global yang kami ajak bicara memiliki pandangan berlainan. Mereka cukup jarang sesuaikan biaya berdasar pada ketidaksamaan harga dari satu pasar ke pasar yang lain. Mereka mengerti kalau dalam soal komunikasi, tak ada tempat yang “lebih murah”. Di setiap pasar di semua dunia, bila ada bagian dari komunikasi yang lebih murah - tentu ada bagian beda yang lebih mahal.

Hal yang menggerakkan biaya untuk beberapa pakar ini sekalipun tidak berhubungan dengan gaji kerja atau nilai mata uang, tetapi kebutuhan strategis pekerjaannya. Karena untuk beberapa perusahaan ini pasar negara berkembang sangat penting untuk perkembangan masa depan mereka, maka biaya komunikasi pada pasar ini pun berkembang dengan cepat.

Umumnya komunikator global harus hadapi fakta kalau beberapa eksekutif pengambil ketentuan memiliki anggapan yang salah juga akan kemampuan dollar atau euro di negara-negara berkembang. Mereka menginginkan biaya komunikasi di Cina atau India lebih murah di banding investasinya di Amerika atau Eropa – yang kerapkali kurang dari setengahnya.

Lihat juga : konsultan public relations

Dari wawancara yang kami kerjakan dengan beberapa pakar komunikasi internasional ini dapat diambil kesimpulan banyak hal yang bisa meluruskan beberapa anggapan diatas. Untuk memastikan biaya yang tepat dan efisien di semua dunia, kita jadi pekerja di bagian public relations harus mengerti kiat dan maksud bisnis client dengan global agar dapat buat gagasan yang realistis - dalam makna memiliki perolehan dan hasil yang terarah. Diluar itu, biaya harus juga di buat berdasar pada projectsi perubahan pasar pada saat mendatang. Pastinya pemahaman juga akan pasar lokal penting untuk dipunyai karena keadaan tertentu pada pasar itu dapat merubah kerja kita.

Jadi seseorang public relations professional, kita harus juga melatih kepala tim dan beberapa manajer lokal untuk berfikir lebih menyeluruh dalam meletakkan rencana dan biaya mereka agar sesuai konteks. Diluar itu mereka harus juga selalu berfikir jernih juga akan hasil yang ingin diraih dari gagasan mereka.

Pelajaran 3 : Globalisasikan kiat dan standard kamu, tetapi pertahankan taktik lokal
“Integrasi Global” yaitu kata yang sering dimaksud akhir-akhir ini dan beberapa pimpinan komunikasi yang kami wawancarai setuju kalau itu penting. “Integrasi Global” ini berarti peletakan pesan yang berkelanjutan di semua dunia dari brand korporat mereka.

Ke-2, “Integrasi Global” juga bermakna kalau pertukaran info dan pengetahuan berbentuk terus-menerus dan berjalan lancar pada anggota tim, dengan tim beda ataupun dengan agensi yang lain dalam semua bentuk komunikasi. Pengetahuan seperti best practice dan ketrampilan tertentu harus mengalir cepat pada tingkat global.

Ke-3, untuk beberapa kelompok, “Integrasi Global“ juga bermakna maksud komunikasi dan pengukurannya berkelanjutan dari satu tempat ke tempat yang lain. Dengan kata beda kalau tim komunikasi dari beragam belahan dunia memiliki pemahaman yang sama juga akan perolehan utama komunikasi dan bagaimana perolehan itu dapat terarah.

Dua catatan penting beberapa pakar komunikasi ini yaitu : Pertama, “Integrasi Global” bukanlah bermakna memakai content yang sama di semua penjuru dunia. Terkadang mereka juga akan mendanai sebuah riset multi-nasional untuk dipublikasikan pada beberapa pasar. Tapi mereka akan tidak sempat memakai taktik yang sama dan menerapkannya pada Negara yang berlainan. Dalam hal semacam ini, beberapa pakar komunikasi masih tetap lihat pentingnya unsur kelokalan. Mereka biasanya setuju kalau pada prinsipnya implementasi kiat global harus memperhitungkan budaya lokal.

Pelajaran 4 : “Digital” yaitu kelompok yang salah
Satu tahun lebih terakhir terjadi ledakan jumlah perusahaan public relations yang mengenalkan diri mereka jadi agensi digital atau social media. Tapi sebenarnya, saat ini aktivasi digital adalah aktivitas yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama di bagian public relations. Hingga memperkerjakan sebuah agensi digital jadi seperti buat departemen khusus untuk mengaduk adonan pada suatu restoran. Hal semacam ini dipercaya seutuhnya oleh beberapa pakar komunikasi yang kami wawancarai.

Lebih jauh, beberapa pakar ini menyebutkan kalau agensi PR yang tidak memiliki divisi digital untuk mengintegrasikan semua pekerjaan mereka peluang besar tidak dapat dengan strategis penuhi keperluan client. Terutama dalam mengatur komunikasi dengan efisien ketika ini. Pada dasarnya, beberapa pakar itu menyimpulkan kalau di era 21 ini susah untuk menarik perhatian media tanpa ada fasih dalam soal content, budaya, perlengkapan, tehnologi dan analisis komunikasi digital.

Pelajaran 5 : Praktik PR semakin melebar dan maju
Ketika kami bertanya pada beberapa pakar komunikasi ini apakah tim PR mereka ikuti alur perubahan disiplin yang lain, mereka serentak menyebutkan “ya”. Beberapa dari mereka yakini pentingnya mengintegrasikan disiplin yang dengan historis berlainan dibawah satu payung – menghapus jurang pemisah pada media tradisionil dan media digital/sosial, pesan internal dan eksternal, reputasi brand dan korporat, hubungan pemerintah dan pihak penanam modal ataupun komunikasi legal dan komunikasi krisis.

Alasan yang mereka beri untuk mensupport pelebaran cakupan dari PR cukup terang : Didunia yang cepat beralih, dimana berita dan momen berpacu melewati ruang dan waktu, integrasi global dari praktik PR dapat tingkatkan tingkat efisiensi komunikasi, menguatkan brand dan menghindar terjadinya masalah yang menghalangi perolehan tujuan. Meluasnya peranan strategis dari PR makin menolong, tingkatkan atau melakukan perbaikan tempat sebuah brand di antara pemegang ketentuan dan buat mereka makin kompetitif dalam periode panjang.

Praktisi PR tidak cuma bertanggungjawab dalam penebaran info melalui media tapi juga memperdalam hubungan dengan beberapa pihak berkaitan. Profesi ini makin disadari jadi tumpuan utama pengembangan brand dan reputasi paling baik.

Jadi kesimpulan, beberapa pakar kami menilainya kalau pengertian “public relations” juga sudah meluas. Dengan konvensional, beragam kelompok lihat “public relations” memiliki konotasi “media relation”. Tetapi saat ini, beberapa komunikator kelas dunia sudah mengerti kalau “public relations” tawarkan pendekatan yang terintegrasi penuh dalam bagian komunikasi selangkah semakin maju dari sebagian bagian yang lain.

Beberapa praktisi komunikasi korporat dan public relations saat ini tak akan hanya bertanggungjawab atas kabar berita dan peletakan di media. Peranan mereka jadi lebih strategis dan semakin besar konteks organisasi global – mereka yaitu pembangun dan pelindung brand dan reputasi, dimana pun dan kapan pun. Mereka juga harus mengerti cara paling baik melibatkan audiens utama melalui kehadiran brand mereka, dimana pun dan kapan juga.